Dulu
saat masih mesantren tingkat Aliyah, tentu ada pelajaran tafsir.
Kebetulan tafsir yang kami bahas waktu itu adalah Tafsir Al Maraghi. Ada
ayat yang masih saya ingat ceritanya sampai sekarang, yakni Surat An
Nisa ayat 105-112.
Asbabun Nuzul ayat itu menarik. Seorang muslim bernama Thu'mah bin Ubairiq dari Bani Dhafar mencuri baju perang pamannya, setelah ketahuan ia balik menuduh orang Yahudi yang mencurinya. Orang Yahudi yg tertuduh itu bernama Zaid bin as-Samin, karena tidak terima dituduh, ia mengadu kepada Nabi Muhammad saw. Mengetahui respon orang Yahudi itu, saudara2 Thu'mah dari Bani Dhafar datang ke Nabi Muhammad untuk membela Thu'mah. Zaid bin as Samin hanya sendiri, agamanya Yahudi lagi, berhadapan dengan gerombolan orang2 Muslim dari Bani Dhafar di hadapan Nabi Muhammad saw. Hampir saja Nabi Muhammad saw. condong membela Thu'mah, dikarenakan Thu'mah seorang muslim, jg saudara2nya yg bnyak itu, tapi ayat2 Al Quran turun untuk membela Zaid bin Samin karena memang beliau tidak bersalah.
Turunlah ayat 107 : Dan janganlah engkau berbahas untuk membela orang-orang yang mengkhianati dari mereka sendiri. Yang dimaksud orang yang mengkhianati diri mereka sendiri adalah Thu'mah. Lalu dalam ayat 112 Allah swt. berfirman: Dan sesiapa yang melakukan sesuatu kesalahan atau sesuatu dosa, kemudian ia menuduhkannya kepada orang yang tidak bersalah, maka sesungguhnya ia telah memikul kesalahan berbuat dusta, dan melakukan dosa yang amat nyata. Lagi-lagi ayat ini ditujukan kepada Thu'mah.
Sewaktu membahas ayat ini dahulu, saya merinding. Dalam Al Quran memang banyak sekali peringatan bahkan celaan terhadap kaum Yahudi. Namun walaupun begitu, tatkala orang Yahudi yang terzhalimi, Al Quran tidak lantas kehilangan objektifitasnya. Inilah indahnya Islam, tentunya dikarenakan pedoman kita adalah Al Quran dan sunnah maka sikap objektifitas ini patut untuk dicontoh.
Selain dalam Kitab Tafsir Al Maraghi, kisah ini juga dimuat oleh As Suyuthi dlm kitab Ad Durru al-Mantsur, vol IV, hlm 682-683 terbitan Markaz Hagar, Giza, Mesir, thn 2003.
Asbabun Nuzul ayat itu menarik. Seorang muslim bernama Thu'mah bin Ubairiq dari Bani Dhafar mencuri baju perang pamannya, setelah ketahuan ia balik menuduh orang Yahudi yang mencurinya. Orang Yahudi yg tertuduh itu bernama Zaid bin as-Samin, karena tidak terima dituduh, ia mengadu kepada Nabi Muhammad saw. Mengetahui respon orang Yahudi itu, saudara2 Thu'mah dari Bani Dhafar datang ke Nabi Muhammad untuk membela Thu'mah. Zaid bin as Samin hanya sendiri, agamanya Yahudi lagi, berhadapan dengan gerombolan orang2 Muslim dari Bani Dhafar di hadapan Nabi Muhammad saw. Hampir saja Nabi Muhammad saw. condong membela Thu'mah, dikarenakan Thu'mah seorang muslim, jg saudara2nya yg bnyak itu, tapi ayat2 Al Quran turun untuk membela Zaid bin Samin karena memang beliau tidak bersalah.
Turunlah ayat 107 : Dan janganlah engkau berbahas untuk membela orang-orang yang mengkhianati dari mereka sendiri. Yang dimaksud orang yang mengkhianati diri mereka sendiri adalah Thu'mah. Lalu dalam ayat 112 Allah swt. berfirman: Dan sesiapa yang melakukan sesuatu kesalahan atau sesuatu dosa, kemudian ia menuduhkannya kepada orang yang tidak bersalah, maka sesungguhnya ia telah memikul kesalahan berbuat dusta, dan melakukan dosa yang amat nyata. Lagi-lagi ayat ini ditujukan kepada Thu'mah.
Sewaktu membahas ayat ini dahulu, saya merinding. Dalam Al Quran memang banyak sekali peringatan bahkan celaan terhadap kaum Yahudi. Namun walaupun begitu, tatkala orang Yahudi yang terzhalimi, Al Quran tidak lantas kehilangan objektifitasnya. Inilah indahnya Islam, tentunya dikarenakan pedoman kita adalah Al Quran dan sunnah maka sikap objektifitas ini patut untuk dicontoh.
Selain dalam Kitab Tafsir Al Maraghi, kisah ini juga dimuat oleh As Suyuthi dlm kitab Ad Durru al-Mantsur, vol IV, hlm 682-683 terbitan Markaz Hagar, Giza, Mesir, thn 2003.
Posting Komentar untuk "Saat Al Quran Membela Yahudi"