ISIS/IS dan Imperium Khilafah Islam

Akhir-akhir ini kita dihebohkan dengan kemunculan ISIS (Islamic States of Iraq and Sham). ISIS menjadi bahan berita dimana-mana, baik media sosial maupun media massa pada umumnya. Banyak pula respon yang muncul terkait ISIS ini seperti dari kementerian agama, majelis ulama Indonesia, Koalisi Ormas-ormas Islam, dan berbagai pihak yang berkepentingan. Rata-rata responnya menolak kehadiran dan ideologi ISIS di Indonesia. Hal ini menarik dikarenakan penolakan terjadi secara masif dan sporadis. Padahal organisasi yang mirip secara pemikiran dengan ISIS sudah ada dari dulu, namun hanya ISIS yang begitu direspon dengan keras.
Ada banyak spekulasi yang beredar mengenai kemunculan ISIS. Ada yang bilang bahwa ISIS buatan musuh Islam. Ada yang bilang kemunculan ISIS untuk mengalihkan isu pilpres. Yang jelas pihak ISIS merasa bahwa mereka muncul murni kemauan sendiri, bukan buatan siapa-siapa. Lalu memang kemunculan ISIS ini mengalihkan perhatian kita dari pilpres yang sedang berjalan, Ya mudah-mudahan media segera menghentikan pemberitaan mengenai ISIS karena secara tidak langsung ikut mempromosikan juga.
Sebenarnya ISIS itu kan gerakan perlawanan bersenjata, ISIS ingin merebut kekuasaan karena dianggap merekalah yang berhak untuk memegang kekuasaan tersebut. Sebelum ISIS pun ada organisasi-organisasi perlawanan yang berhasil merebut kekuasaan, yaitu salafi di saudi dan syiah di Iran.
Jadi dulu Saudi itu berada dibawah imperium Turki Usmani. Lalu Muhammad bin Abdul Wahhab dan Ibnu Saud bersekutu ingin merebut Mekkah dan Madinah dari Turki Usmani. Muhammad bin Abdul Wahhab melihat Mekkah dan Madinah di bawah Turki Usmani banyak terjadi kemusyrikan dan bid'ah, karena itu Muhammad bin Abdul Wahhab ingin memberantasnya. Sayangnya hal ini selalu berhasil digagalkan oleh pasukan turki Usmani. Sampai akhirnya pada tahun 1924 Turki Usmani runtuh, maka keturunan Ibnu Saud memproklamirkan berdirinya Kerajaan Saudi Arabia yang berdiri sampai sekarang.
Lalu para mullah syiah di Iran pada tahun 1979 pun berhasil menaklukan rezim Shah Fahlevi yang merupakan kaki tangan Amerika di Iran. Pemberontakan ini berhasil menggulingkan Shah, dan mereka berhasil mendirikan Republik Islam Iran. Coba deh tanya sama para asatidz yang jadi aktifis dakwah tahun 80an, betapa revolusi Iran ini menjadi inspirasi bagi muslim seluruh dunia akan kebangkitan Islam (ash shahwa al islamiya). Iran pun seperti halnya kerajaan Saudi masih berdiri hingga sekarang.
Nah, kalau kita artikan ISIS itu Negara Islam Irak dan Suriah, ya gak ada alasan kita takut atau heboh dengan kehadiran ISIS, karena yang ingin ISIS taklukan hanya Irak dan Suriah. Ya Irak dan Suriah mau ditaklukan, mau perang, itu hak dalam negeri mereka. Indonesia paling sebatas memberi masukan agar damai, namun tidak bisa intervensi kepada mereka. Namun ternyata ISIS berubah menjadi IS (Islamic States), nah ini masalahnya. Mereka ingin menaklukan seluruh dunia, mereka ingin menghancurkan nation-state dan membangun kekhalifahan Islam. Kalau begitu Indonesia juga jadi incaran invasi mereka. Nah, inilah alasan rasional mengapa reaksi kita terhadap ISIS berbeda dengan yang lainnya.
Coba perhatikan bahwa kita mempunyai hubungan diplomatik baik dengan Saudi dan Iran. Kenapa? Walau mereka mendeklarasikan daulah islamiyah, namun ya itu hanya untuk negara mereka saja. Saudi dan Iran tidak mau mengusik kedaulatan negara-negara lain. Memang, kalau soal pemikiran Iran dan Saudi sama-sama ingin mengekspor ideologi mereka ke seluruh dunia. Saudi mengekspor salafisme dan Iran mengekspor Syiah. Namun sekali lagi, Saudi dan Iran tidak mau melakukan imperialisasi atau kolonialisasi negara lain. Masalahnya adalah IS mempunyai agenda imperialisasi dan kolonialisasi keluar Irak, inilah masalah sesungguhnya.
Sebenarnya apa sih khilafah itu? Khilafah itu kan sistem kekaisaran atau imperium, udah gitu aja. Cuma dalam sejarah Islam sistem kekaisaran yang dibangun oleh umat Islam itu disebut khilafah. Sistem kekaisaran adalah sistem pemerintahan yang memang menjadi mainstream pada masa Nabi Muhammad hidup. Dalam Al Quran diceritakan tentang adanya kekaisaran Romawi dan kekaisaran Persia. Lalu di China pun ada banyak kekaisaran, ada dinasti Ming, dinasti Tang dll. Di Jepang ada kekaisaran Meiji. Kekaisaran adalah sistem pemerintahan yang biasa pada zaman pra modern/renaissans. Jadi khilafah islam itu bukan sistem original yang dilahirkan Islam, namun meniru kekaisaran2 yang ada sebelumnya.
Kenapa pasca nabi Muhammad para penerus beliau memilih kekaisaran yang dinamai khilafah sebagai sistem pemerintahan? Ya karena memang sistem yang mainstream pada waktu itu adalah kekaisaran, bukan karena Al Quran dan Sunnah mewajibkan kekaisaran. Khilafah itu maka murni produk ijtihad yang masuk dalam ranah umuuru dunyaa, bukan akidah atau ibadah. Maka dari itu khilafah tidak bisa lantas disakralkan menjadi seolah2 sistem yang dilegitimasi oleh Islam, gak bener itu. Yang jadi masalah bukan khilafah atau bukan, namun nilai-nilai yang ada dalam pemerintahan itu.
Nah, pasca renaissans, sistem kekaisaran dan kerajaan mulai digugat. Ernest Renan memperkenalkan konsep negara bangsa (nation-state) yang kita anut sampai sekarang. Ya, konsep nation state itu berasal dari Renan orang barat, maka nasionalisme itu asalnya dari barat, jadi haram katanya. Ya masalahnya khilafah itu pun kan meniru kekaisaran Romawi dan Pesia, sama2 dari orang kafir donk? Kenapa seolah2 khilafah itu orginal Islam sementara negara bangsa itu dari barat? Padahal baik khilafah (imperium) maupun nation-state (daulah) dua-duanya berasal dari non Islam, hanya dimodifikasi saja agar sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Zaman kekaisaran dulu, yang namanya saling berperang, rebutan wilayah, ya itu udah biasa. Kita bisa lihat film 300 dimana pasukan Sparta melawan pasukan persia. Karena Islam pun zaman dulu mengadopsi kekaisaran, maka umat Islam pun sering melakukan penaklukan-penaklukan untuk meperluas wilayah. Walaupun pada zamannya penaklukan tersebut biasa, namun hari ini hal tersebut menjadi sesuatu yang lucu. Setiap negara selayaknya sudah mempunyai kemerdekaan masing2, gak ada lagi istilah2 penaklukan. Makanya apa yang dilakukan IS saat ingin menaklukan Indonesia adalah menginjak2 martabat para syuhada yang telah berkorban demi memerdekakan negeri ini.
Oleh karena itu saya menolak IS tidak semata2 karena ideologi islamisme mereka, ya kalau yang ideologinya kayak IS Hizbut tahrir juga mirip, tapi saya jarang mengusik hizbut tahrir. Saya menolak IS karena mereka berani menjadikan Indonesia negara yang akan mereka taklukan dengan dalih bahwa negara itu haram! Dan itu pula yang menjadikan mengapa pemerintah dan kita seolah2 terlihat heboh sendiri menghadapi IS dibanding dengan ormas Islam lain.

Posting Komentar untuk "ISIS/IS dan Imperium Khilafah Islam"