Bencana demi bencana yang terjadi, bagaikan sebuat teks yang terbuka untuk ditafsirkan pembacanya. Siapapun boleh menafsirkan bencana, namun hanya Allah swt. lah yang benar-benar tahu tafsir dari bencana-bencana ini. Sehingga penafsiran bencana menurut kita tidaklah mutlak, melainkan relatif.
Ada yang menafsirkan bencana adalah ujian keimanan dari Allah swt. Dikarenakan mereka merasa sudah taat kepada Allah, kenapa tetap ada bencana? Ditafsirkanlah bencana sebagai ujian.
Ada yang menafsirkan bencana sebagai azab, dikarenakan dirasa masyarakat masih banyak tidak mau taat terhadap Allah swt.
Ada pula yang menafsirkan bencana akibat dari marahnya alam dikarenakan manusia terlalu rakus mengeksploitasinya.
Ada yang menafsirkan bencana hanya peristiwa alam biasa, manusialah yang harus menyesuaikan diri dengan bencana, karena alam tak dapat dilawan.
Malahan ada juga yang mencocokan nomor dan ayat dan surat dalam alquran dengan waktu bencana sehingga al quran seolah2 kitab ramalan suku maya atau nostradamus.
Namun mau memilih penafsiran manapun, ada satu kesamaan yakni bencana-bencana ini membuat kita perlu mengevaluasi diri dan lebih hati-hati dalam berinteraksi dengan Tuhan, alam, maupun sesama manusia.
Ada yang menafsirkan bencana adalah ujian keimanan dari Allah swt. Dikarenakan mereka merasa sudah taat kepada Allah, kenapa tetap ada bencana? Ditafsirkanlah bencana sebagai ujian.
Ada yang menafsirkan bencana sebagai azab, dikarenakan dirasa masyarakat masih banyak tidak mau taat terhadap Allah swt.
Ada pula yang menafsirkan bencana akibat dari marahnya alam dikarenakan manusia terlalu rakus mengeksploitasinya.
Ada yang menafsirkan bencana hanya peristiwa alam biasa, manusialah yang harus menyesuaikan diri dengan bencana, karena alam tak dapat dilawan.
Malahan ada juga yang mencocokan nomor dan ayat dan surat dalam alquran dengan waktu bencana sehingga al quran seolah2 kitab ramalan suku maya atau nostradamus.
Namun mau memilih penafsiran manapun, ada satu kesamaan yakni bencana-bencana ini membuat kita perlu mengevaluasi diri dan lebih hati-hati dalam berinteraksi dengan Tuhan, alam, maupun sesama manusia.
Posting Komentar untuk "Tafsir Bencana"