Beda

Terkadang saya berfikir, kenapa hidup ini penuh dengan hal-hal yang berbeda. Yah, pasti tahu lah, misalkan ada yang pintar dan tidak pintar, ganteng dan tidak ganteng, sholeh dan tidak sholeh serta masih banyak contoh yang mungkin bisa kawan-kawan fikirkan sendiri yang lainnya. Nah, untuk selanjutnya yang saya fikirkan adalah, apakah itu semua merupakan anugerah atau musibah? Memang tidak terlalu sulit untuk menjawabnya. Dengan menggunakan logika pun saya yakin kita sudah dapat menemukan jawaban yang memuaskan. Kenapa ada perbedaan ?

1. Perbedaan Itu Indah
Coba bayangkan kalau Allah menciptakan bumi ini semuanya warna hijau, Allah swt. Ga menciptakan warna yang lainnya, indah ga? Kalau kata saya mah ga indah. Tapi terserah kata kalian, mungkin ada yang bilang indah, tuh kan udah beda lagi jadinya. Tapi subhanallah dengan kebesaranNya, Dia yang Maha Kuasa menciptakan dunia ini penuh warna. Ada yang hijau berupa pepohonan, yang biru berupa langit dan samudera serta Dia menciptakan semua ini dengan berbagai bentuk yang bervariasi sehingga kita bisa menikmati indahnya alam ini.

2. Perbedaan sebagai Cikal Bakal Perbandingan
Kadang kepikiran lho, seseorang disebut pintar itu karena ada yang bodoh. Seseorang bisa disebut kaya karena ada yang miskin. Sesuatu bisa disebut bagus karena ada yang jelek. Nah, kalau seandainya di dunia ini Allah menciptakan semua manusia kaya, ga akan ada kata kaya, karena kaya itu seperti apa akan sulit dijwab saat tak ada yang miskin atau kalau Allah menciptakan semua orang beriman, maka tidak akan ada penghargaan bagi orang yang beriman. Apa istimewanya iman kalau semua orang beriman, justru orang beriman itu istimewa karena ada orang yang tidak beriman.

3. Perbedaan Adalah Sunnatullah
Sebenarnya dua penjelasan diatas akhir-akhirnya menyiratkan bahwa perbedaan adalah sunnatullah atau hukum yang telah ditetapkan Allah dalam peredaran alam semesta ini.

Dan Dia yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi dan Dia meninggikan kamu atas sebagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu melalui apa yang diberikanNya kepadamu. (QS: Al An’am : 165)
Ok, jadi pas kemarin-kemarin, atau beberapa waktu ke belakang, saya tuh begitu kepikiran. Kenapa ya ternyata Islam tuh tidak sesederhana yang saya kira? Pas waktu kecil saya kira ya Islam itu simple banget. Tinggal syahadat, sholat, zakat, puasa, haji terus rukun iman, baca al Quran, hormat kepada oang tua dan guru dan hal-hal sederhana yang lainnya. Hhm. Memang sudah selayaknya kali ya, semakin saya bertambah dewasa, pemahaman terhadap Islam harus semakin mendalam. Dan akhirnya saya semakin menemukan hal-hal yang sedikit rumit dalam Islam ini. Satu aja lah yang bakal kita bahas sekarang, saya bertanya kepada diri saya sendiri, kenapa umat Islam ini seolah-olah terkelompok-kelompokan menjadi banyak faham, golongan, pemikiran? Bahkan kadangkala berujung pada konflik. Terus yang mana sih dari semuanya yang paling benar? Lalu apakah hikmah dari perbedaan ini?

Sampai suatu hari, saya merasa dicerahkan oleh Firman Allah dan penjelasan rasional yang dijelaskan oleh guru saya ustadz Ahmad Azhar dalam mata pelajaran Kemuhammadiyahan yang wajib diajarkan disekolah-sekolah milik Persyarikatan Muhammadiyah. Kebetulan waktu itu kita sedang membahas materi faham agama.

Allah Swt. Berfirman dalam Surat Ibrahim : 24-25.
Tidakkah kamu kamu memperhatikan bagaimana Allah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang ke langit).(pohon) itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seizin Tuhannya.Dan Allah membuat perumpamaan itu agar manusia selalu ingat.

Nah, coba deh perhatikan ayat ini, awalnya saya kira ayat ini Cuma penjelasan biasa tentang keistimewaan orang-orang yang beriman dibanding orang-orang yang tidak beriman, namun akhirnya saya tahu bahwa ayat ini terkandung makna yang lebih dalam. Perlu kita ketahui dulu bersama, bahwa yang dimaksud dengan kalimat yang baik disini adalah kalimat tauhid atau akidah yang khalish (murni). Lalu selanjutnya Allah membuat perumpamaan kalimat tauhid ini dengan pohon yang baik. Karena kalimat tauhid adalah pokok dari ajaran Islam yang kalau tanpanya amalanya akan diterima, maka bisa juga disebutkan bahwa Allah mengumpamakan agama Islam ini dengan pohon yang baik. Pertanyaannya, pohon yang baik itu kayak gimana sih? Dijawab lagi oleh Allah, yang akarnya menancap kuat dan cabang-cabangnya menjulang atau ke langit. Nah, begitupun agama kita ini, akar yang kuat itu adalah akidah islamiyah yang memang harus kuat dan kita harus berpegang teguh padanya. Kebayang gak? Nah begitupun dengan kondisi umat Islam sekarang. Jadi akar yang kuat itu adalah kesamaan dalam akidah, yaitu akidah yang Rasulullah saw. Sebutkan sebagai firqah an najiyah. Yang kita sebut sekarang sebagai Ahlu sunnah wal jama’ah, atau sunni. Nah, golongan selain akidah ini, dalam hadits disebutkan tidak akan selamat. Jadi hadits iftiraaqul ummah itu hanya pada tataran firqah saja. Nah, lalu kenapa umat Islam sekarang banyak golongan, kayak Muhammadiyah, PERSIS, NU, IM, Salafi, dll. Nah, itu tuh bagian dari cabang pohon tauhid tadi. Coba deh kawan-kawan bayangkan kalau pohon batangnya kuat tapi cabangnya cuma satu, indah ga? Terus bisa meneduhi lingkungan disekitarnya ga? Jadi itu bukti bahwa memang dalam alquran secara tersirat disebutkan bahwa persoalan khilafiyah dalam masalah furu’iyah sehingga menimbulkan berbagai kelompok dengan ciri khas masing-masing merupakan sebuah keniscayaan yang tak dapat dielakkan.So, yang terpenting dari semua itu adalah masih satu akar atau satu akidah. So, kadang saya suka kasihan sama orang yang mempertentangkan dan mempermasalahkan masalah-masalah furu’ tadi, dan tidak mau menerimaadanya kelompok lainsehingga merasa dirinya paling benar. Hati-hati lho, orangyang punya hobi mengkafirkan tanpa ilmu yang memadai, kajian yang yang mendalam, dan niat yang tulus boleh jadi dialah yang kafir. Kenapa? Soalnya taklid buta.Bukankah Allah swt. Pernah berfirman Fa Laa taqfu maa laisa laka bihii ‘ilmun (Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak punya ilmu tentangnya. So, mudah-mudahan kitaga termasuk golongan fanatik kayak tadi. Pokoknya mah, selama masih satu akar, ya kita ta’aawanuu ‘alal birri wattaqwaa wa laa ta’aawanuu ‘alal itsmi wal ‘udwaan.

Posting Komentar untuk "Beda"