DPD IMM Jawa Barat melaksanakan Musyawarah Daerah pada Bulan Mei dan baru dilantik Bulan Agustus tahun 2015. Pasca pelantikan hal pertama yang dilakukan adalah blusukan ke cabang-cabang. Sebenarnya kita tidak menyengaja untuk turba, namun ada saja undangan kegiatan dari cabang kepada DPD. Oleh karena itu kami pun senantiasa memenuhi undangan itu, agendanya bisa mengisi materi DAD, memberi sambutan saat pembukaan musycab, melantik kepengurusan cabang yang baru dll. Alhamdulillah PWM nya baik, senantiasa memberi pinjam salah satu mobil PWM untuk kami gunakan. Dan Alhamdulillah juga diantara kami ada yang sudah bisa menyetir mobil sehingga tidak perlu merepotkan para supir PWM.
Tercatat bahkan sebelum kami dilantik, kami sudah melantik PC IMM Cianjur. Mungkin secara aturan organisasi gak boleh, tapi da kumaha deui. Lalu pasca pelantikan kami mengisi DAD Akbar di Ciamis, mengisi MASTAKA Universitas Muhammadiyah Sukabumi, mengisi DAD PC IMM Cirebon, menghadiri pembukaan Musycab PC IMM Cirebon, melantik PC IMM Cirebon, mengisi DAD PK IMM UM Tasikmalaya, mengisi DAD PK IMM STAIDA Garut, mengisi DAD Akbar PC IMM Garut, menghadiri pembukaan Musycab PC IMM Kuningan, melantik PC IMM Kuningan, menghadiri LID PC IMM Bogor, menghadiri pembukaan Musycab PC IMM Bogor, mengisi materi LID PC IMM Kota Bandung, menjadi instruktur DAM PC IMM Kabupaten Bandung, mengisi materi pada Musykom PK. IMM STAIM Bandung, mengisi materi pada MASTA PK. IMM STIEM Bandung dll. Yang belum didatangi lagi itu Sumedang, Depok, Bekasi dan Indramayu, ya ini PR untuk ke depannya.
Tentu selain kegiatan di atas kami memanfaatkan momen turba untuk sharing mengenai problematika yang terjadi di cabang. Ada isu yang cukup klasik namun tetap relevan untuk dibahas, yakni mengenai kehidupan IMM di PTM. Berdasarkan temuan kami selama turba, ada tiga kategori hubungan IMM dengan PTM, yaitu baik, sedang dan buruk.
Yang hubungannya baik diantaranya PC IMM Bogor, PC IMM Sukabumi, PC IMM Kota Tasikmalaya, PC IMM Ciamis dan PC IMM Kota Bandung. PTM di Bogor adalah STKIP Muhammadiyah. Pihak kampus mendukung setiap kegiatan yang dilakukan IMM. Kader-kader nya pun mempunyai militansi dalam berIMM. Akhirnya klop, IMM STKIPM Bogor secara kuantitas banyak. PTM di Sukabumi adalah UMMI, menurut ketua PC IMM Sukabumi, UMMI sudah memfasilitasi dengan baik. Hanya kadang-kadang kader IMM nya sendiri yang kurang bisa memanfaatkannya. PTM di Kota Tasikmalaya adalah UMTAS yang sebelumnya STIKES Muhammadiyah. UMTAS adalah satu-satunya PTM di Jabar yang membelikan mobil untuk operasional BEM dan IMM. Rektor UMTAS mendukung aktifitas IMM, walau masih banyak dosen yang kurang respek juga ke IMM. Namun hal tersebut bisa diatasi dengan militansi kader-kader IMM Kota Tasikmalaya. PTM di Ciamis adalah STIKes Muhammadiyah Ciamis. Kampus cukup mendukung kegiatan IMM, terbukti dengan diwajibkannya DAD bagi seluruh mahasiswa baru. Namun memang dari kadernya sendiri yang masih belum benar-benar memaksimalkan potensinya, sehingga PC IMM Ciamis belum terlalu menonjol eksistensinya. Ada 2 PTM dan 1 PTA di Kota Bandung, yaitu STIEMB, STAIMB dan STIkes Aisyiyah. Ketiga-tiganya cukup bagus dalam mensupport IMM. Mudah-mudahan bisa terus ditingkatkan lagi.
Yang hubungannya baik diantaranya PC IMM Bogor, PC IMM Sukabumi, PC IMM Kota Tasikmalaya, PC IMM Ciamis dan PC IMM Kota Bandung. PTM di Bogor adalah STKIP Muhammadiyah. Pihak kampus mendukung setiap kegiatan yang dilakukan IMM. Kader-kader nya pun mempunyai militansi dalam berIMM. Akhirnya klop, IMM STKIPM Bogor secara kuantitas banyak. PTM di Sukabumi adalah UMMI, menurut ketua PC IMM Sukabumi, UMMI sudah memfasilitasi dengan baik. Hanya kadang-kadang kader IMM nya sendiri yang kurang bisa memanfaatkannya. PTM di Kota Tasikmalaya adalah UMTAS yang sebelumnya STIKES Muhammadiyah. UMTAS adalah satu-satunya PTM di Jabar yang membelikan mobil untuk operasional BEM dan IMM. Rektor UMTAS mendukung aktifitas IMM, walau masih banyak dosen yang kurang respek juga ke IMM. Namun hal tersebut bisa diatasi dengan militansi kader-kader IMM Kota Tasikmalaya. PTM di Ciamis adalah STIKes Muhammadiyah Ciamis. Kampus cukup mendukung kegiatan IMM, terbukti dengan diwajibkannya DAD bagi seluruh mahasiswa baru. Namun memang dari kadernya sendiri yang masih belum benar-benar memaksimalkan potensinya, sehingga PC IMM Ciamis belum terlalu menonjol eksistensinya. Ada 2 PTM dan 1 PTA di Kota Bandung, yaitu STIEMB, STAIMB dan STIkes Aisyiyah. Ketiga-tiganya cukup bagus dalam mensupport IMM. Mudah-mudahan bisa terus ditingkatkan lagi.
Yang hubungannya sedang yaitu PC IMM Cirebon, PC IMM Sumedang dan PC IMM Kuningan, PTM di Cirebon ada UMC, Akfar Muhammadiyah ,Akper Muhammadiyah, dan Akbid Muhammadiyah. Yang terbesar adalah UMC. Sayangnya gerakan mahasiswa yang dominan di UMC bukanlah IMM, melainkan non-IMM. Walaupun memang harus diakui IMM nya sendiri yang kurang agresif dalam perpolitikan kampus. Hanya beberapa bulan terakhir, beberapa pejabat kampus sudah menunjukkan iktikad baik untuk mensupport PC IMM Cirebon dan PK IMM UMC. Pada awalnya PTM di Sumedang adalah kelas jauh STAIM Bandung. Basis kader IMM Sumedang adalah dari PTM ini. Namun ternyata pemerintah melarang kelas jauh, akhirnya tidak ada lagi STAIM di Sumedang. Didirikanlah STEBIS Muhammadiyah di Sumedang. Menurut laporan PC IMM Sumedang, agak sulit untuk membuat PK. IMM di STEBIS. Hal ini perlu diclearkan dan ditindaklanjuti. Ada 2 PTM di Kuningan yakni Akfar Muhammadiyah dan STKIP Muhammadiyah Kuningan. Untuk Akfar Muhammadiyah cukup mensupport IMM. Sementara di STKIP Muhammadiyah Kuningan kurang support terhadap IMM.
Yang hubungannya buruk yaitu PC IMM Garut dengan STAIDA Muhammadiyah Garut. Beberapa kali kader-kader PC IMM Garut mendapat intimidasi dari oknum yang sayangnya dia adalah ketua STAIDA Muhammadiyah Garut. Konflik yang terjadi sudah bukan lagi sebagai dinamika organisasi, namun ada nuansa politis di dalamnya. Hal ini harus segera ditindaklanjuti dan diselesaikan.
Pemaparan saya di atas mungkin tidak sepenuhnya benar. Oleh karena itu kami membuka ruang dialog dan klarifikasi kalau-kalau penilaian kami ada yang kurang tepat. Hanya maksud kami memaparkan hal tersebut adalah agar kita semua melakukan evaluasi dan instrospeksi diri. Biar bagaimanapun Perguruan Tinggi Muhammadiyah seharusnya adalah pencetak kader-kader Muhammadiyah, bukan hanya seperti perusahaan yang memberi makan para pengelolanya. Salah satu pintu masuk perkaderan adalah organisasi otonom, kalau di PTM ya IMM. Dalam pelajaran kemuhammadiyahan hanya diajarkan teori-teori, dalam ortom dilakukan internalisasi nilai-nilai ideologi Muhammadiyah. Oleh karena itu sudah selayaknya PTM memberi dukungan yang selayaknya didapat oleh IMM. Adapun kalau PTM sudah mendukung namun IMM nya yang malas-malasan berarti kesalahan terletak pada kami.
Posting Komentar untuk "IMM di PTM se-Jawa Barat"