A : Berpartai dan berkelompok itu tidak dikenal di generasi terbaik umat ini. Itu perbuatan bid'ah dan memecah belah umat.
B : Sampean kalau bikin daurah apa ga pake organisasi?! Pake organisasi kan?!
A : Ya, kami mengorganisasi daurah. Tapi antara organisasi kelompok dengan kepanitian itu berbeda. Dan yang kami lakukan itu hanya sebatas kepanitian yang akan dibubarkan seiring dengan berakhirnya acara. Sementara organisasi kelompok tidak demikian adanya.
B : Dimana letak perbedaan keduanya? Bukankah organisasi kelompok itu sama halnya dengan kepanitian juga, ada organisasi, ketua, yang dipimpin, tujuan?
A : Tentunya berbeda. Kepanitian itu sifatnya temporary. Sementara organisasi kelompok itu permanent.
B : Oh gitu ya. Berarti kalau kita bikin organisasi kelompok itu temporary seperti kepanitian- misalnya sampai tujuannya tercapai baru dibubarkan-ga apa donk?!
A : Ya tetep ndak boleh, bid'ah, tidak ada tuntunannya. Dan ane dah tegaskan kalau keduanya itu berbeda, walaupun ada sisi kesamaannya, tapi sisi perbedaan inilah yang membedakan hukumnya. Kepanitian dibentuk untuk menyukseskan suatu acara, dibubarkan seiring berakhirnya acara. Kepanitian juga tidak menyeru pada satu pemahaman tertentu yang menyimpang dari pemahaman generasi terbaik umat ini. Sementara organisasi kelompok senantiasa menyeru pada kelompoknya dan memecah belah kaum muslimin yang tidak sekelompok dengannya. Dan hal itu pasti terjadi pada semua organisasi kelompok.
B : Oh, berarti point-nya memecah belah umat toh?! Ane dah mudeng kalau begitu. Nah, kalau sampean sendiri bersama kelompok sampean nda ada organisasinya berarti?
A : Alhamdulillah, tidak ada. Karena kami selalu berusaha meniti jalan para sahabat.
B : Hmm... Gitu ya? Ga ada ketuanya?!
A : Tidak ada sama sekali.
B : Ssst... Kabarnya yang di Jember men-tahdzir beberapa ustadz kalian. Bukankah itu menunjukkan bahwa beliau yang mulia itu ketuanya??
A : Bukan, bukan, beliau bukan ketua. Dan tidak ada ketua, karena kami tidak pernah mengangkat seorang pun jadi ketua.
B : Terus, kenapa hak tahdzir dimonopoli beliau saja?
A : Yah, karena beliau orang yang lurus dalam manhajnya. Sementara yang lain itu menyimpang.
B : Oh gitu ya? Terus siapa yang menghukumi beliau itu lurus manhajnya, sementara yang lain menyimpang.
A : Selain dilihat dari kelurusan akidahnya, dilihat pula muamalahnya dengan ahli bid'ah.
B : Nah, dari mana beliau tau si fulan yang ditahdzir ini bermuamalah dengan ahli bid'ah. Punya spionase ya?
A : Antum tidak boleh menuduh sembarangan.
B : Bukan menuduh sembarangan lho, mas. Inikan cuma dugaan kuat, secara beliau di Timur, sementara yang lain di Barat.
A : Sudah, sudah, jangan bahas fitnah ini.
B : Yah, sudah jangan bahas pula urusan kami. Lebih baik sampean bersama ikhwan sampean urus sendiri kelompok sampean. Bukannya terpecah belah juga kan?!
B : Sampean kalau bikin daurah apa ga pake organisasi?! Pake organisasi kan?!
A : Ya, kami mengorganisasi daurah. Tapi antara organisasi kelompok dengan kepanitian itu berbeda. Dan yang kami lakukan itu hanya sebatas kepanitian yang akan dibubarkan seiring dengan berakhirnya acara. Sementara organisasi kelompok tidak demikian adanya.
B : Dimana letak perbedaan keduanya? Bukankah organisasi kelompok itu sama halnya dengan kepanitian juga, ada organisasi, ketua, yang dipimpin, tujuan?
A : Tentunya berbeda. Kepanitian itu sifatnya temporary. Sementara organisasi kelompok itu permanent.
B : Oh gitu ya. Berarti kalau kita bikin organisasi kelompok itu temporary seperti kepanitian- misalnya sampai tujuannya tercapai baru dibubarkan-ga apa donk?!
A : Ya tetep ndak boleh, bid'ah, tidak ada tuntunannya. Dan ane dah tegaskan kalau keduanya itu berbeda, walaupun ada sisi kesamaannya, tapi sisi perbedaan inilah yang membedakan hukumnya. Kepanitian dibentuk untuk menyukseskan suatu acara, dibubarkan seiring berakhirnya acara. Kepanitian juga tidak menyeru pada satu pemahaman tertentu yang menyimpang dari pemahaman generasi terbaik umat ini. Sementara organisasi kelompok senantiasa menyeru pada kelompoknya dan memecah belah kaum muslimin yang tidak sekelompok dengannya. Dan hal itu pasti terjadi pada semua organisasi kelompok.
B : Oh, berarti point-nya memecah belah umat toh?! Ane dah mudeng kalau begitu. Nah, kalau sampean sendiri bersama kelompok sampean nda ada organisasinya berarti?
A : Alhamdulillah, tidak ada. Karena kami selalu berusaha meniti jalan para sahabat.
B : Hmm... Gitu ya? Ga ada ketuanya?!
A : Tidak ada sama sekali.
B : Ssst... Kabarnya yang di Jember men-tahdzir beberapa ustadz kalian. Bukankah itu menunjukkan bahwa beliau yang mulia itu ketuanya??
A : Bukan, bukan, beliau bukan ketua. Dan tidak ada ketua, karena kami tidak pernah mengangkat seorang pun jadi ketua.
B : Terus, kenapa hak tahdzir dimonopoli beliau saja?
A : Yah, karena beliau orang yang lurus dalam manhajnya. Sementara yang lain itu menyimpang.
B : Oh gitu ya? Terus siapa yang menghukumi beliau itu lurus manhajnya, sementara yang lain menyimpang.
A : Selain dilihat dari kelurusan akidahnya, dilihat pula muamalahnya dengan ahli bid'ah.
B : Nah, dari mana beliau tau si fulan yang ditahdzir ini bermuamalah dengan ahli bid'ah. Punya spionase ya?
A : Antum tidak boleh menuduh sembarangan.
B : Bukan menuduh sembarangan lho, mas. Inikan cuma dugaan kuat, secara beliau di Timur, sementara yang lain di Barat.
A : Sudah, sudah, jangan bahas fitnah ini.
B : Yah, sudah jangan bahas pula urusan kami. Lebih baik sampean bersama ikhwan sampean urus sendiri kelompok sampean. Bukannya terpecah belah juga kan?!
Posting Komentar untuk "Hizbi"