Hitam Putih Konflik

Dalam memahami konflik yang terjadi, seringkali kita memahaminya secara hitam putih. Baik vs. jahat, haq vs. bathil, pandawa vs. kurawa. Hal ini dibentuk dalam fikiran kita sejak kecil. Lihat saja cerita-cerita anak, misalkan Cinderella yang pasti baik, melawan ibu tiri dan saudara-saudaranya yang murni jahat. Bawang putih yang pasti baik, melawan bawang merah yang pasti jahat. Sun Gokong yang pasti baik melawan siluman-siluman lain yang menjadi musuhnya pasti jahat. Tentu tokoh protagonis pasti akan mengalahkan tokoh antagonis.

Tanpa sadar paradigma hitam putih itu merasuk ke dalam fikiran kita, bahkan tidak hilang sampai kita dewasa. Namun ingatlah bahwa pada kenyataannya konflik tidak selalu seperti dalam film-film anak-anak. Si tokoh baik tidak selalu sempurna, ada aja cacatnya. Si tokoh jahat pun tidak selalu benar-benar jahat, namun terkadang ada sisi baiknya.

Lalu kadang yang berkonflik tidak hanya satu kubu, namun banyak kubu dengan kepentingan yang berbeda. Adakalanya kepentingan kubu-kubu tersebut beririsan dan adakalanya bertentangan, membuat peta konflik semakin rumit. Inilah yang terjadi di timur tengah sekarang. Konflik di timteng tidak bisa hanya kita fahami sebagai konflik muslim vs. kafir, sunni vs. syiah, islam vs. barat. Banyak sekali yang bermain disana dengan kepentingan yang berbeda-beda.

Posting Komentar untuk "Hitam Putih Konflik"